3/13/2024

Tentang kehidupan Dunia

 


TENTANG DUNIA



فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شُرْبَةَ مَاءٍ. ابن ماجه و الترمذى و قال حديث حسن صحيح

Dari Sahl bin Sa’ad RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya dunia ini ada nilainya sesayap nyamuk di sisi Allah, niscaya Allah tidak akan memberi kepada orang kafir walaupun seteguk air”. [HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, ia berkata, “Hadits hasan shahih]

عَنِ اْلمُسْتَوْلِدِ اَخِى بَنِى فِهْرٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا الدُّنْيَا فِى اْلآخِرَةِ اِلاَّ كَمَا يَجْعَلُ اَحَدُكُمْ اُصْبُعَهُ هذِهِ فِى اْليَمِّ، وَ اَشَارَ يَحْيَى بْنُ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟ مسلم

Dari Mustaulid saudaranya Bani Fihr RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Dunia ini jika dibandingkan dengan akhirat seperti seorang diantara kalian mencelupkan jarinya ini ke dalam laut. Yahya bin Yahya mengisyaratkan dengan jari telunjuknya, Maka perhatikanlah, seberapa air yang terangkat ?. [HR. Muslim]

عَنْ اَبِى مُوْسَى َاْلاَشْعَرِيِّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَحَبَّ دُنْيَاهُ اَضَرَّ بِآخِرَتِهِ، وَ مَنْ اَحَبَّ آخِرَتَهُ اَضَرَّ بِدُنْيَاهُ، فَآثِرُوْا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى. احمد و رواته ثقات و البزار و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و البيهقى

Dari Abu Musa Al-Asy’ariy RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mencintai dunianya, maka dia akan mengorbankan akhiratnya, dan barangsiapa yang mencintai akhiratnya, dia akan mengorbankan dunianya. Maka pilihlah yang kekal dari pada yang akan musnah”. [HR. Ahmad, para perawinya tsiqat, dan Al-Bazzar, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan Baihaqi]

عَنْ اَبِى مَالِكٍ اْلاَشْعَرِيِّ رض اَنَّهُ لَمَّا حَضَرَتْهُ اْلوَفَاةُ قَالَ: يَا مَعْشَرَ اْلاَشْعَرِيِّيْنَ لِيُبَلّغِ الشَّاهِدُ اْلغَائِبَ، اِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: حُلْوَةُ الدُّنْيَا مُرَّةُ اْلآخِرَةِ، وَ مُرَّةُ الدُّنْيَا حُلْوَةُ اْلآخِرَةِ. الحاكم و قال: صحيح الاسناد

Dari Abu Malik Al-Asy’ariy RA bahwasanya ketika akan mati ia berkata : Hai orang-orang Asyariy, yang hadir hendaklah menyampaikan kepada yang tidak hadir, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Manisnya dunia adalah pahitnya akhirat, dan pahitnya dunia adalah manisnya akhirat. [HR. Hakim, ia berkata, Shahih sanadnya]

عَنْ اِبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا ذِئْبَانِ ضَارِيَانِ جَائِعَانِ بَاتَا فِى زَرِيْبَةِ غَنَمٍ اَغْفَلَهَا اَهْلُهَا يَفْتَرِسَانِ وَ يَأْكُلاَنِ بِاَسْرَعَ فِيْهَا فَسَادًا مِنْ حُبِّ اْلمَالِ وَ الشَّرَفِ فِى دِيْنِ اْلمَرْءِ اْلمُسْلِمِ. الطبرانى و اللفظ له و ابو يعلى بنحوه و اسنادهما جيد

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dua serigala yang ganas datang pada suatu malam ke dalam kandang kambing yang penggembalanya itu sedang tidur, lalu memangsa dan memakan kambing-kambing itu lebih cepat mendatangkan kerusakan padanya daripada kecintaan harta dan pangkat terhadap agama seorang muslim”. [HR. Thabrani, dan lafadh itu baginya, dan Abu Ya’la seperti itu, dan sanad keduanya jayyid]

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ اُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِاَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ اْلمَرْءِ عَلَى اْلمَالِ وَ الشَّرَفِ لِدِيْنِهِ. الترمذى و قال حديث حسن صحيح و ابن حبان فى صحيحه

Dari Ka’ab bin Malik RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah dua serigala yang lapar dilepaskan pada sekawanan kambing itu lebih merusakkan padanya daripada rakusnya seseorang terhadap harta dan kedudukan bagi agamanya. [HR. Tirmidzi, ia berkata, Hadits hasan shahih dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya].

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا ذِئْبَانِ ضَارِيَانِ فِى حَظِيْرَةٍ يَأْكُلاَنِ وَ يُفْسِدَانِ بِاَضَرَّ فِيْهَا مِنْ حُبِّ الشَّرَفِ وَ حُبِّ اْلمَالِ فِى دِيْنِ اْلمَرْءِ اْلمُسْلِمِ. البزار باسناد حسن

Dari Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dua serigala yang ganas di dalam kandang memakan dan mendatangkan kerusakan lebih membahayakan padanya daripada kecintaan kedudukan dan kecintaan harta pada agama seorang muslim”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad hasan] 

11/12/2021

                                                 Mejaga Amal Setelah  Beramal

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?“  ( Qs  Kahfi 103)

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Qs Kahffi 104 )

 

      # PERINTAH  jangan  merusak Amal !!

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَ لاَ تُبْطِلُوْآ اَعْمَالَكُمْ. محمد:33

Hai orang-orang yang beriman, thaatlah kepada Allah dan thaatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

[QS. Muhammad 33 ]: 33

وَ لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا،

 Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali,… [QS. An-Nahl : 92]

 

Perbuatan yang MERUSAK  amal?

ذلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه، وَ لَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الانعام:88

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.

[QS. Al-An’aam : 88]                   

 

 

 

 

      PerusakAmaL SYIRIK KECIL= RIYA

عَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لُبَيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اِنَّ اَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَلَيْكُمْ اَلشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ. قَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلرِّيَاءُ، يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَـهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِاَعْمَالِهِمْ اِذْهَبُوْا اِلىَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُرَاءُوْنَ فىِ الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟

Dari Mahmud bin Lubaid, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan atas kamu sekalian itu adalah syirik kecil”. Kemudian para shahabat bertanya, “Apa syirik kecil itu ya Rasulullah ?”. Rasulullah SAW menjawab, “(Syirik kecil itu ialah) riya’. Besok pada hari qiyamat ketika para manusia diberi balasan dengan amal-amal mereka, Allah ‘azza wa jalla akan berfirman kepada mereka,

“Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang dahulu kamu berbuat riya’ padanya ketika di dunia, maka lihatlah olehmu sekalian apakah kamu mendapati pahala pada mereka ?”.

[HR. Ahmad, juz 9, hal. 160, no. 23692]

 

      # Durhaka kepada Orang tua

ثَلاَثٌ لاَ يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ: اَلشّرْكُ بِاللهِ، وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ، وَ اْلفِرَارُ عَنِ الزَّحْفِ. مسلم

Ada tiga perkara yang menjadikan amal seseorang tidak berguna :

1.      syirik kepada Allah,

2.       durhaka kepada kedua orang tua, dan

3.      lari dari medan perang (sebagai pengecut).

[HR. Muslim]

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنّ وَ اْلاَذى كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَه رِئَآءَ النَّاسِ وَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ، فَمَثَلُه كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَه وَابِلٌ فَتَرَكَه صَلْدًا، لاَ يَقْدِرُوْنَ عَلى شَيْءٍ مّمَّا كَسَبُوْا، وَ اللهُ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ اْلكَافِرِيْنَ(264)

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafqahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Qs.Al Baqarah(264)

 

      # BERBUATAN  merusak Amal

سِتَّةُ اَشْيَاءَ تُحْبِطُ اْلاَعْمَالِ: اْلاِشْتِغَالُ بِعُيُوْبِ النَّاسِ، وَ قَسْوَةُ اْلقُلُوْبِ، وَ حُبُّ الدُّنْيَا، وَ قِلَّةُ اْلحَيَاءِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ، وَ ظَالِمٌ لاَ يَنْتَهِى.

 الديلمى عن عدى بن حاتم

Ada enam perkara yang dapat menggugurkan amal :

 1. sibuk mencari cela dan kesalahan orang lain,

2. kerasnya hati,

3. cinta dunia,

4. sedikit sekali perasaan malunya,

5. panjang angan-angan, dan

6. terus-menerus berbuat aniaya. [HR. Dailamiy dari ‘Adiy bin Hatim]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ اَبِيْهِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ اُرْسِلاَ فِى زَرِيْبَةِ غَنَمٍ بِاَفْسَدَ مِنَ اْلحِرْصِ عَلَى اْلمَالِ وَ اْلحَسَدِ فِى دِيْنِ اْلمُسْلِمِ، وَ اِنَّ اْلحَسَدَ لَيَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ اْلحَطَبَ. الترمذى

Dari ‘Abdullah bin Ka’ab dari bapaknya RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Dua serigala lapar yang dilepas di tengah-tengah sekumpulan kambing tidaklah lebih berbahaya daripada kerakusan terhadap harta dan kedengkian bagi agama seorang muslim. Dan sesungguhnya dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.

[HR. Tirmidzi]

 

      DENGKI & BENCI = PENYAKIT  HATI

عَنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اْلحَسَدُ، وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالِقَةُ. اَمَّا اِنّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرِ وَ لكِنْ تَحْلِقُ الدّيْنِ.

 البزار باسناد جيد و البيهقى

Dari Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjalar kepadamu penyakit ummat-ummat sebelummu, yaitu dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur agama”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad yang baik, dan Baihaqiy]

 

 

 

 

 

Rasulullah SAW, kabarkan orang Salah NIAT

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اُسْتُشْهِدَ فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اُسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَ لكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلاَنْ يُقَالَ جَرِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمَهُ وَ قَرَأَ اْلقُرْانَ، فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمْتُهُ وَ قَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْانَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ اْلعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَ قَرَأْتَ اْلقُرْانَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَ اَعْطَاهُ مِنْ اَصْنَافِ اْلمَالِ كُلّهِ فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلاَّ اَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ اُلْقِيَ فِى النَّارِ. مسلم

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang (pertama) akan diberi keputusan pada hari qiyamat ialah seorang yang mati syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid”. Allah berfirman, “Kamu dusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan orang pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Kedua) seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an. Lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an hanya untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu belajar supaya disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Al-Qur’an supaya disebut sebagai seorang yang pandai membaca Al-Qur’an, dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Ketiga) seorang hartawan yang diberi bermacam-macam kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Tidak satu jalanpun yang Engkau sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta itu semata-mata untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu berbuat yang demikian itu agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka”. [HR. Muslim]

 

 

 

 

 

 

KITA HARUS  SELALU LURUSKAN NIAT

      Niat è Keinginan hati untuk melakukan suatu amalan,

. إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan

(HR Bukhari & Muslim

      Imam Nawawi, ia mengatakan: Niat adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk mengerjakannya.” 

jadi “Niat adalah maksud yang terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan.”

Al Hafidz Ibnu  Rajab Al Hambali   rahimahullah    menyebutkan dalam  kitab beliau  Jami’ al-‘ulum wal hikam  mengenai  fungsi dari niat, ada 2 (dua ) :

1.      Pertama, Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.

2.      Kedua, Membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Jadi  apakah seorang beribadah karena mengharap wajah Allah    ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.
(Lihat: Jami’ al-‘ulum wal hikam, hal. 67).

Dasarnya  :Qs.  Zumar : 11-12,  Qs. Bayyinah : 5 , Qs. Al An’am 162

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتَدْرُوْنَ مَنِ اْلمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: اْلمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: اِنَّ اْلمُفْلِسُ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ هذَا وَ قَذَفَ هذَا وَ اَكَلَ مَالَ هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا. فَيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ. مسلم

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu orang yang pailit (bangkrut) itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara kami ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang bangkrut dari ummatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat lengkap dengan membawa (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, tetapi disamping itu ia telah mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini, menumpahkan darah itu dan memukul ini. Lalu diberikanlah kepada si ini dar (pahala) kebaikan amalnya dan diberikan kepada si itu dari (pahala) kebaikan amalnya. Dan apabila telah habis (pahala) kebaikannya, padahal belum terbayar semua tuntutan orang lain kepadanya, maka diambillah dari dosa-dosanya orang yang pernah dianiaya itu lalu ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilemparkanke neraka”. [HR. Muslim]

 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثى وَ هُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّه حَيوةً طَيّبَةً، وَ لَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.

 Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik*] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.[QS. An-Nahl : 97]

اِنَّ هذَا اْلقُـرْانَ يَـهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْـوَمُ وَ يُـبَشِّـرُ اْلمُـؤْمـِنِـيْنَ الَّذِيـْنَ يَـعْمَلُـوْنَ الصّلِحتِ اَنَّ لَـهُمْ اَجْرًا كَـبِـيْرًا. الاسراء:9

Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa' : 9]

فَاَمَّا الَّذِيْنَ امَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّلِحتِ فَهُمْ فِيْ رَوْضَةٍ يُّحْبَرُوْنَ(15)

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. (15) QS. Ruum : 15

 

Penutup

 

      Betapa penting menjaga dan memelihara  amal setelah Beramal

      Semoga  kita termasuk orang pandai beramal dan pandai menjaga/ memeliharanya,

      Tidak melakukan hal2 sekecil apapun  yang menjadikan amal kita rusak  dan tdk ada nilai disisi Alloh SWT. Sehingga menjadi orang yang muflis( bangrut)

     Semoga kita diberi kemudahan segala urus dunia untuk keselamatan kehidupan akherat yang kekal

رَبّ اَوْزِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلى وَالِدَيَّ وَ اَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَ اَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.

(Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridlai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh)”. [QS. An-Naml : 19]

9/30/2021

 

SIKAP HIDUP MUSLIM  DIMASA PANDEMI COVID19

 

1.     Tetap beraktivitas mencari ridha Alloh

2.     Tatap Waspada adanya Pandemi

3.     Jangan takut covid berlebihan

4.     Jangan susah gelisah  aapun keadaan

5.     Tetap semangat bersungguh-sungguh dijalan Allah

 

1)      Tetap beraktivitas mencari ridha AllohSWT,

walaupun Ada Virus covid-19  jangan  menjadikan takut untuk beraktivitas termasuk kegiatan pengajian, belajar kelompok dan kegiatan perjuangan yang lain,

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". ( Qs.Taubag 105)

يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلاقِيهِ

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.( QS 84/ Insyiqaq 6 )

 

2.      Tatap Waspada /BERHATI-HATI  adanya Pandemi,

Pentingnya kita berhati-hati  jangan sampai ada dibenak kita mengabaikan/ menyepelekan Protokol kesehatan,

وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ

dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga (waspada)".

(  QS. Asy Syu’ara

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ

dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah (waspadalah)kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Qs.Maidah 49)

 

1.            Jangan takut Virus covid berlebihan,

sebagai orang beriman jangan samapai takut  yang berlebihah, sebab  akan memperburuk keadaan,  kita mesti hanyalah Allah SWT.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَشْكُرُونَ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.( Qs. Baqarah 243)

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk ==Qs Taubah 18

 

4.  Jangan terlalu susah gelisah, Saat terkonfirmasi positif Virus, yang penting kita  banyaklah berdoa, berserah diri dan  mengingat Allah, agar hati tetap tenteram

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.[ Qs. Thaghabun  11]

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.( Qs AL An’am 48)

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ اَبِيْهِ رض قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ النَّاسِ اَشَدُّ بَلاَءً؟ قَالَ: َاْلاَنْبِيَاءُ، ثُمَّ اْلاَمْثَلُ فَاْلاَمْثَلُ. يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَاِنْ كَانَ دِيْنُهُ صُلْبًا اِشْتَدَّ بَلاَءُهُ، وَ اِنْ كَانَ فِى دِيْنِهِ رِقَّةٌ ابْتَلاَهُ اللهُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ. فَمَا يَبْرَحُ بَلاَءُ بِاْلعَبْدِ حَتَّى يَمْشِيَ عَلَى اْلاَرْضِ وَ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ. ابن ماجه و ابن ابى الدنيا و الترمذى و قال حديث حسن صحيح

Dari Mush’ab bin Sa’ad dari ayahnya RA, ia berkata : Aku pernah bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya ?”. Beliau bersabda, “Para Nabi, kemudian orang yang di bawahnya, lalu yang di bawahnya lagi. Seseorang akan diberi cobaan menurut kadar agamanya. Apabila agamanya kuat, akan mendapat cobaan yang berat. Dan jika agamanya tipis (lemah) Allah akan memberinya cobaan menurut agamanya. Maka terus menerus cobaan menimpa pada hamba sehingga ia berjalan di bumi dengan tidak punya dosa atasnya”. [HR. Ibnu Majah, Ibnu Abid-Dunya dan Tirmidzi, ia berkata Hadits Hasan shahih]      B.20-08-00

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram,Qs Ar Ra’ad 28

 

 

5.       Tetap semangat bersungguh-sungguh dijalan Allah untuk memperoleh kemenangan

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.(Qs. Taubah 111)

 

      Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia membeli dari hamba-hamba-Nya yang beriman, diri dan harta benda mereka yang telah mereka korbankan di jalan Allah dengan surga. Hal ini termasuk karunia dan kemurahan serta kebajikan-Nya kepada mereka. Karena sesungguhnya Allah telah menerima apa yang telah dikorbankan oleh hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya, lalu menukarnya dengan pahala yang ada di sisi-Nya dari karunia-Nya. Al-Hasan Al-Basri dan Qatadah mengatakan, "Mereka yang berjihad di jalan Allah, demi Allah, telah berjual beli kepada Allah, lalu Allah memahalkan harganya."

{يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ}

Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (At-Taubah: 111)

 

      Maksudnya, baik mereka terbunuh atau membunuh, atau keduanya mereka alami, maka sudah menjadi ketetapan bagi mereka beroleh Balasan surga

وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ}

Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur'an.

(At-Taubah: 111)

Hal ini merupakan pengukuhan dari janji tersebut, dan sebagai berita bahwa Allah telah mencatat janji yang telah Dia ikrarkan kepada diri­Nya ini, lalu Dia menurunkannya kepada rasul-rasul-Nya melalui kitab-kitab-Nya yang besar, yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ

Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? (At-Taubah: 111)

 

      Karena sesungguhnya Dia tidak pernah mengingkari janji.

فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Maka bergembiralah dengan jual beli yang lelah kalian lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah: 111)

 

      Maksudnya, bergembiralah orang yang menjalani transaksi ini dan menunaikan janji ini, karena dia akan mendapat keberuntungan yang besar dan nikmat yang kekal

 

]

 

 

Penutup :

Dalam menghadapi  situasi  apapun  kita sebagai orang yg mengaku beriman, sangat berharap mudah2an  dengan segala ikhtiar, baik ikhtiar insanyah  maupun ikhtiar Ilahiyah, ketetapan hati untuk  tetap :

 

Tetap beraktivitas mencari ridha Alloh

Tatap Waspada /hati2 adanya Pandemi

Tidak takut terhadap cobaan covid secara  berlebihan

Terjauhkan dari  kesusahan, kegelisahan,  kita harus yakin bahwa semua ini cobaan hidup yang mesti diterima dengan kesabaran

Tetap semangat bersungguh-sungguh meniti hidup dijalan Allah

 

Kesebaran

عَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لَبِيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا اَحَبَّ اللهُ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ صَبَرَ فَلَهُ الصَّبْرُ. وَ مَنْ جَزَعَ فَلَهُ اْلجَزَعُ. احمد

Dari Mahmud bin Labid, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah mencintai pada suatu kaum, maka Allah memberi cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa bershabar, dia mendapatkan (pahala) keshabaaran itu. Dan barangsiapa berkeluh kesah, ia mendapatkan keluh kesah itu”. [HR. Ahmad

 

2/12/2020

Sejarah Islam

Wahyu Allah yang diturunkan berkenaan dengan Haditsul Ifki.

Ayat-ayat yang diturunkan untuk membersihkan diri ‘Aisyah RA tersebut ialah surat An-Nuur : 11-21, yang artinya sebagai berikut :
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar. (11)
Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata”. (12)
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu ? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. (13)

Tentang kehidupan Dunia

  TENTANG DUNIA فعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ...